JODOH
Part 3
Hari demi hari
terlewati . Sejak mengajar les Rida , mengenal mbak Zahra , Pak Rusdi dan Mbak
Nisa . Seolah semua keberuntungan berpihak kepadaku . Aku juga diterima
mengajar di Madrasah Negeri walaupun sebagai guru tidak tetap . Hubunganku
dengan mbak Zahra dan Mbak Annisa juga Semakin dekat . Kami bertiga sudah
seperti sahabat . begitupun hubunganku dengan Pak Rusdi .
Apapun
yang aku inginkan tentang pekerjaan telah aku raih . Aku juga sudah dapat
meringankan beban ibu sebagai ibu rumah tangga sekaligius kepala keluarga . Hanya
satu yang aku inginkan sekarang , Istri . Tapi pertanyaannya siapa yang mau
menikah dengan ku ? Aku hanya anak seorang pemilik toko kelontong . Aku
berharap bersanding dengan Mbak Zahra , ya kakak Rida . Ya , Firdausi Ramadhani
Azzahra . Gadis yang selama ini menjadi impianku . Yang aku inginkan untuk
mendampingiku . Gadis yang aku sebut bidadari surga . Yang selalu datang dalam
mimpiku , yang selalu ada dalam lamunanku , yang selalu ada dalam untaian doa
ku selain ibu dan adik – adikku . Hari ini Jum’at , aku putuskan untuk
meminangnya , ya meminang Firdausi Ramadhani Azzahra . Berbekal keberanian dan
sebuah cincin pemberian ibu . Apakah itu mungkin ? Aku meminang Zahra ? . Entah
mimpi atau bukan aku juga tidak tahu . Aku mengajak Azzahra untuk bertemu
disebuah taman .
“Assalammualaikum ,
mbak Zahra ?” ucapku
“Waalaikumsalam . Mas
Yudha . Silahkan duduk mas “
“Iya mbak . Maaf
terlambat “ ucapku
Kami
berdua tidak seperti biasanya . Kali ini sedikit canggung entah karena apa
karena suasana atau memang aku saja yang merasa canggung karena akan
menyampaikan rasa yang selama ini aku pendam ini .
“Saya mau bicara “
ucapku dan Mbak Zahra bersamaan
“Mbak silahkan bicara
dulu” ucapku
“Tidak mas Yudha saja
dahulu . mas Yudha yang mengundang saya kesini jadi mas Yudha yang bicara
terlebih dahulu “ ucap mbak Zahra
“Iya mbak . Sebelumnya
, saya mohon maaf mbak Zahra karena saya sudah lancang . Saya minta mbak kesini
bermaksud untuk ... meminta mbak Zahra menjadi calon istri saya ...” ucapku
dengan nada gugup bercampur senang “
“Calon istri ?” ucap
mbak Zahra dengan meneteskan air mata
“Mbak Zahra mengapa
menangis ? Apa ada yang salah dengan apa yang saya ucapkan ? “
“Tidak – tidak ada yang
salah mas Yudha “
Tiba – tiba telpon mbak
Zahra berbunyi ...
“Maaf mas sebentar “
selang beberapa menit “ Mas Yudha , saya ingin jadi calon istrinya mas Yudha .
Saya mau jadi istrinya mas Yudha . tapi maaf ... Saya kesini untuk memberikan
ini mas “ ucap mbak Zahra sambil menangis
dan menyodorkan sesuatu
“Apa ini undangan mbak
? Siapa yang akan menikah ? “ tanyaku kebingungan
“Maaf mas , saya sudah
dijemput oleh calon suami saya . Assalammualaikum “ mbak Zahra berlalu sambil
menintikkan air mata
“Waalaikumsalam”
jawabku miris
Gadis yang selama ini menjadi impianku . Yang aku
inginkan untuk mendampingiku . Gadis yang aku sebut bidadari surga . Yang
selalu datang dalam mimpiku , yang selalu ada dalam lamunanku yang selalu ada
dalam untaian doa ku selain ibu dan adik – adikku . akan menjadi pendamping
orang lain . Apakah aku rela ? Selama ini aku memendam rasa padanya .Remuk hati
ini , tergilas roda patah hati . Apa yang aku takutkan selama ini , telah
terjadi hari ini . Aku tidak akan mungkin bisa bersanding dengannya . Tepat
satu bulan lagi wanita yang menjadi impian ku akan bersanding dengan laki –
laki lain . Sempat terlintas dibenakku apakah aku akan membatalkan pernikahan
itu . Apakah itu yang harus aku lakukan ?
***
Hari ini , pernikahan Zahra dan calon suaminya . Dengan
penuh keberanian aku datang , aku bulatkan tekad ini . Aku bulatkan niatku ini
. Rumah Pak Rusdi terlihat sangat ramai dengan para tamu undangan . Apa yang
harus aku lakukan ? Akankah aku rela mendengar kalimat Ijab Qabul yang ingin
sekali aku ucapkan ? Akankah aku rela melihat mbak Zahra dengan suaminya di
pelaminan nanti ? Tapi aku harus melakukan ini , aku harus melakukan ini .
Acara Ijab Qabul akan
dimulai . Dengan berani aku masuk kedalam . Menyalami para undangan dan Pak
Rusdi .
“Yudha “ ucap pak Rusdi
sambil menepuk punggungku
“Iya pak . Selamat atas
pernikahan putri bapak . Semoga menjadi keluarga yang sakinah , mawaddah dan
warrahmah” ucapku miris mengatakannya .
“Mana janjimu pada saya
? Annisa ? Apakah ini calon istrimu ? “ tanyanya
“Iya . Annisa Meganingtyas
adalah calon istri saya. Saya sudah menepati janji saya untuk membawa calon
istri saya di hari pernikahan mbak Zahra . “ jawabku mantab
Ya
, tepat seminggu yang lalu aku meminangnya di depan ibuku dan kedua adikku
.Mbak Annisa menerimanya . Aku tidak bisa jatuh dalam keterpurukan sakit hati
karena mbak Zahra . Aku yakin Allah menakdirkan yang terbaik untuk ku . Tak ada
gunanya aku larut dalam kesedihan . Annisa Meganingtyas adalah jodohku dari
Allah .
Nah cukup deh mungkin itu adalah karya kecil dari tangan saya. Semoga bermanfaat, dan mohon kritik dan saran karena itu sangat membantu saya untuk memeperbaiki apa yang sudah ada dan menjadi semangat saya untuk terus menulis. Barakallah :)
Komentar
Posting Komentar